Pengertian Litosfer
Litosfer |
Secara etimologi, litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sphere (sphaira) yang berarti bulatan. Oleh karena itu, litosfer artinya adalah lapisan batuan yang membentuk kulit bumi. Litosfer merupakan lapisan bumi paling atas setebal 66 km yang terdiri dari batuan. Oleh karena itu, litosfer sering diartikan sebagai pembentuk muka bumi yang terdiri dari mineral dan batuan.
Litosfer atau bagian yang padat dari Bumi, berada dibawah Atmosfer dan Samudra. Sebagian besar dari apa yang kita pelajari dan ketahui tentang bagian yang padat dari Bumi ini, berasal dari apa yang dapat kita lihat dan raba diatas permukaan Bumi. Para ilmuwan Ilmu Kebumian, umumnya berpendapat bahwa Bumi ini lahir pada saat yang bersamaan dengan lahirnya Matahari beserta planet-planet lainnya, berasal dari awan yang berputar yang terdiri dari bahan-bahan berukuran debu, dan terjadi pada kurang lebih 5 hingga 6 milyar tahun yang lalu. Bahan-bahan tersebut kemudian saling mengikat diri, menyatu dan membentuk Litosfer. Beberapa saat setelah Bumi kita ini terbentuk, terjadilah proses pembentukan lelehan yang menempati bagian intinya. Lelehan tersebut kemudian mengalami proses pemisahan, dimana unsur-unsur yang berat yang terutama terdiri dari besi dan nikel akan mengendap, sedangkan yang ringan akan mengapung diatasnya. Sebagai akibat dari proses pemisahan tersebut, maka Bumi ini menjadi tidak bersifat homogen, tetapi terdiri dari beberapa lapisan konsentris yang mempunyai sifat-sifat fisik yang berbeda.
Disamping bagian-bagian utama tersebut diatas, ada suatu zona terletak didalam mantel-Bumi yang berada antara kedalaman 100 dan 350 Km, bahkan dapat berlanjut hingga 700 Km. dari permukaan Bumi. Zona ini mempunyai sifat fisik yang khas, yaitu dapat berubah menjadi bersifat lentur dan mudah mengalir. Oleh para ahli geologi zona ini dinamakan “Astenosfer”. Adalah suatu zona yang lemah, panas dan dalam kondisi tertentu dapat bersifat secara berangsur sebagai aliran. Diatas zona ini, terdapat lapisan Bumi yang padat disebut Litosfer (atau lapisan batuan) yang mencakup bagian atas dari Mantel-Bumi serta seluruh lapisan Kerak-Bumi.
Macam-macam Penyusun Litosfer
1. Mineral
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, berfase padat, mempunyai komposisi dan struktur tertentu. Batu bara bukan termasuk mineral, karena berasal dari zat organik. Minyak bumi tidak termasuk mineral karena berfase cair. Salju dan gletser termasuk mineral karena berfase padat.
Sifat fisik mineral
Mineral dapat dikenali berdasarkan Sifat fisik dari mineral tersebut antara lain: Warna, Kilap, Bentuk, Belahan, Kekerasan. Tiap mineral memiliki warna yang khas, akan tetapi ada beberapa mineral yang memiliki warna yang hampir sama. Kilap atau kilau mineral juga merupakan sifat fisik yang dapat digunakan untuk identifikasi mineral. Bentuk kristal suatu mineral dikontrol oleh ikatan kimia mineral tersebut. Belahan mineral dipengaruhi oleh ikatan lemah antar molekul. Kekerasan mineral menunjukkan besarnya gaya tekan untuk membelah atau merusak stuktur mineral tersebut. Kekerasan mineral dinyatakan dalam skala Mohs.
Bentuk kristal mineral
Melalui wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan secara geometris dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Dalam ilmu kristalografi geometri dipakai enam jenis sistem sumbu,yaitu: sistem sumbu isomerik, sistem sumbu tetragonal, sistem sumbu ortorombik, sistem sumbu monoklin, sistem sumbu triklin, sistem sumbu heksagonal.
Sifat optik mineral
Pengenalan mineral yang terdapat pada batuan umumnya dilakukan secara mikroskopis dengan cahaya terpolarisasi. Jenis cahaya yang tersebut dapat diperoleh dengan memakai dua prismapolarisasi atau polarisator. Mineral tertentu memiliki sifat memutar sumbu cahaya terpolarisasi dengan arah sudut putar yang khas.
Variasi dalam komposisi
Sifat kristal pada mineral bisa rusak atau berubah oleh pengaruh suhu dan tekanan. Semua mineral mempunyai komposisi kimia yang tertentu dan ditulis dengan formula kimia tertentu, contoh: Quartz SiO2 (proporsi atau rasio Si:O=1:2).
2. Batuan
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral. Batuan yang menyusun litosfer ada 3 jenis batuan penyusun yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Batuan Beku
Batuan beku terbentuk oleh pembekuan magma. Batuan beku dibagi menjadi batuan plutonic dan batuan vulkanik. Batuan plutonik atau intrusive terbentuk ketika magma mendingin dan terkristalisasi perlahan didalam kerak bumi. Salah satu contoh batuan beku plutonikadalah granite. Sedangkan batuan beku vulkanik atau extrusive membeku dan terbentuk pada saat magma keluar kepermukaan bumi sebagai lava atau fragment bekuan. Contoh batuan beku vulkanik adalah batu apung dan basalt.
Batuan sedimen
Batuan sedimen terbentuk karena endapan dari hasil pelapukan material-material batuan. Material hasil lapukan ini bisa berupa zat organik maupun mineral. Material ini kemudian terkompaksi serta tersementasi. Batuan sedimen yang terbentuk di permukaan bumi terdiri dari65% batu lempung (mudstone, shale dan siltstone); 20%-25% Batu pasir dan 10%-15% batuan karbonat(limestone dan dolostone).
Batuan metamorf
Batuan metamorf terbentuk dari hasil ubahan/alterasi dari mineral dan batuan lain karena pengaruh tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang mempengaruhi pembentukan batuan ini sangat tinggi dibandingkan pada pembentukan batuan beku dan sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi mineral lain.
Siklus batuan
Siklus Batuan |