Pengertian Kosmografi, Ruang Lingkup Kosmografi dan Sejarah Kosmografi

Pengertian Kosmografi

Kosmografi berasal dari kata cosmos yang berarti alam semesta, dan graphein yaitu tulisan. Dengan demikian kosmografi berarti ilmu yang menguraikan dan memberikan gambaran tentangalam semesta serta menjelaskan fenomena dan hukum yang terjadi di alam semesta. Kosmografi adalah uraian tentang gejala-gejala umum dalam alam semesta terutama mengenai ilmu bintang.

Ilmu Kosmografi adalah bagian Ilmu Bintang. Dalam Ilmu Kosmografi diperbincangkan keadaan-keadaan yang telah ada dalam alam-raya. Tugas ilmu kosmografi memberi pelajaran kepada kita tentang riwayat pertumbuhan kosmos.

Kosmografi merupakan gambaran umum dan spektakuler mengenai alam atau peta suatu tempat. Yang khas pada kosmografi adalah upaya memberi penjelasan garis besar mengenai alam-raya dengan berpedoman pada data-data fisik yang dapat diukur. Kosmografi perhatiannya selalu tertuju pada relasi manusia dengan lokasi di mana manusia menimba kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang.

Dalam setiap paparan kosmografi, hal yang selalu menjadi incaran temuan ilmu adalah 'usaha serius' untuk mempelajari nama-nama tertentu dalam kaitan dengan usul-asal dan kepemilikan kawasan terbatas. Acapkali sasaran dari kajian mengenai asal-usul nama tempat, selain untuk memberi sebuah pemahaman akan betapa kuat peran dan fungsi sosial suku tertentu; juga untuk mengidentifikasi kawasan tertentu sebagai bagian dari cosmos, yang justru penting dalam upaya mengembangkan mutu kehidupan masyarakat kini dan nanti.

Kosmografi mengkaji penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-benda langit lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit maupun bumi.

Kosmografi memberi pergetahuan hubungan antara alam semesta, benda-benda langit, matahari, bulan, bintang-bintang, bumi dan sebagainya. Tetapi objek-objek langit ini hanya dipandang sebagai bagian alam yang amat kecil terhadap kosmos Yang Maha Besar itu. Ilmu kosmografi memberi pelajaran tentang riwayat pertumbuhan kosmo.

Kosmografi pada khususnya, ilmu bintang-bintang pada umumnya, dipergunakan diberbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti: ilmu pelayaran, ilmu penerbangan, ilmu ukur tanah, penetapan waktu, penetapan musim, perhitungan tinggi air pasang, perhitungan gerhana dll.

Kosmografi mengkaji fenomena jagat raya yang menekankan pada sistem tata surya dan aspek dinamikanya dengan gejala yang diakibatkan oleh fenomena alam dan kehidupan dibumi. Tujuan kosmografi ini mempelajari mengenai semua benda-benda yang ada di alam semesta ini atau angkasa. Kosmografi merupakan bagian dari ilmu-ilmu bintang atau Astronomi.

Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari dalam kosmografi dalam bentuknya yang paling awal juga telah lama dimanfaatkan oleh berbagai bangsa dunia di masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk menunjukkan arah atau posisi pengamat atau sebagai panduan untuk penentuan suatu kegiatan budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh. Pelaut masa lalu mengandalkan pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang sebagai petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah. Dukun dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan alam sekitarnya untuk menentukan kapan suatu upacara atau kegiatan penanaman dimulai.

Dari pengetahuan mengenai kosmografi-lah berbagai sistem penanggalan dibuat. Ilmu-ilmu modern seperti geografi, geodesi, kartografi, serta astronomi mendapat banyak kontribusi dari kosmografi. Kajian dari ilmu ini juga dapat menghasilkan berbagai peta langit maupun bumi.

Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari dalam kosmografi dalam bentuknya yang paling awal telah lama dimanfaatkan oleh berbagai bangsa dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk menunjukkan arah atau posisi pengamat; atau sebagai panduan untuk penentuan suatu kegiatan budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh. Pelaut masa lalu mengandalkan pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang sebagai petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah. Dukun dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan alam sekitarnya untuk menentukan kapan suatu upacara atau kegiatan penanaman dimulai. Dari pengetahuan mengenai kosmografi-lah berbagai sistem penanggalan dibuat. Ilmu-ilmu modern seperti geografi, geodesi, kartografi, serta astronomi mendapat banyak kontribusi dari kosmografi.

Beberapa ilmuan yang mencetuskan pendapatnya dalam bidang kosmografi di antaranya:

Ptolomaeus, seorang sarjana Mesir di Iskandaria yang menemukan teori geosentris (bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa)

Nicolaus Copernicus, seorang sarjana Rusia yang mengemukakan teori Heliosentris (Matahari sebagai pusat peredaran planet-planet)

Galileo Galilei, seorang sarjana Italia yang mendukung teori Heliosentris

Johanes Kepler, sarjana Jerman yang mempelajari prinsip-prinsip teori Copernicus (Heliosentris) dengan teori mengenai hukum peredaran planet mengitari matahari (Hukum kepler I, II ,dan III)

Isaac Newton, sarjana Inggris yang mengemukakan teori gaya tarik –menarik benda termasuk benda luar angkasa

William Herschel, orang pertama yang mengatakan bahwa beberapa objek yang tampak dilangit pada malam hari adalah galaksi.

Ruang Lingkup Kosmografi

Tujuan Kosmografi dalam hal ini mempelajari segala seluk-beluk yang berkaitan dengan benda-benda angkasa, misalnya : galaksi, bintang, matahari, planet-planet, meteor, satelit, meteor, komet, dan benda-benda angkasa yang lainnya termasuk bumi.

Manfaat Kosmografi adalah untuk pengkajian fenomena alam semesta dalam hubungannya dengan iklim, penerbangan/penjelajahan ruang angkasa, teknologi komunikasi dan lain-lainnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Dalam kosmografi terdapat dua objek yaitu objek formal dan material. Objek formal kosmografi menggunakan pendekatan stereografis terhadap alam semesta beserta bola langitnya dengan planet bumi sebagai titik pengamatan.

Kosmografi juga mempunyai objek material atau bidang kajian seluruh benda-benda antariksa, baik mengenai letak, bentuk, materi penyusun, proses-proses yang dialami, gejala-gejala, pergerakannya dan sifat-sifatnya maupun hokum alam yang berlaku.

Kosmografi memiliki beberapa materi antara lain tata koordinat, waktu dalam kosmografi, system teleskop, peta langit, tata surya, falakiyah, gerhana, astrofisika, dan berselancar di dunia maya. Materi- materi tersebut diharapkan agar kita memahami dasar-dasar kosmografi dan mengamalkannya dalam kehidupan.

Sejarah Ilmu Kosmografi

Sejarah pengamatan terhadap alam pertama kali dilakukan oleh bangsa Cina dan Asia Tengah. Bangsa Cina mengamati alam lingkungan terkait dengan kepentingannya dalam melakukan perjalanan dan usaha pertanian. Selain bangsa Cina, pengamatan terhadap gejala alam yang ada di langit dilakukan pula oleh orang orang Yunani. Bangsa Yunani menemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat dalam keadaan tetap, juga terlihat adanya objek - objek yang mengembara yang kemudian disebut planet. Prestasi bangsa Yunani Kuno pada waktu itu telah sampai pada pengetahuan bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari suatu sistem yang berbeda. 

Seiring dengan perkembangan zaman, lahirlah beberapa pandangan para ahli perbintangan untuk memecahkan rahasia-rahasia di alam semesta ini dengan berbagai hipotesis ilmiah yang ada sesuai dengan tingkat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat itu.

Sejarah mencatat bahwa pengamatan alam semesta yang dibantu dengan perhitungan yang bersifat ilmiah kali pertama dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 SM). Ia mencoba menghitung sudut antara letak Bulan, Bumi, dan Matahari dan mencari perbandingan jarak antara Bumi ke Matahari, dan dari Bumi ke Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang beranggapan bahwa Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Dengan demikian, teori heliosentrik telah diyakini oleh para filsuf jauh sebelum munculnya pendapat Copernicus.

Pengamatan alam semesta yang paling berharga lainnya hasil yang dilakukan oleh Erastosthenes (276-195 SM). la mampu menghitung besaran lingkar bumi.

Ketepatannya cukup meyakinkan dan hanya berbeda 13% dari hasil perhitungan pada saat ini, padahal ketika itu ia menghitung lingkar bumi dengan alat yang sederhana. Erastosthenes mengukur keliling bumi secara matematik yaitu berdasarkan perhitungan jarak dari Syene (Aswan) dan Alexanderia. Di Syene ia menggali sumur, sedangkan di Alexanderia menancapkan tongkat. Pada saat pengukuran, cahaya matahari di Syene menyinari seluruh dasar sumur (tanpa ada bayangan dari dinding sumur), sedangkan di Alexanderia ia mengukur panjang bayangan tongkat. Dengan menganggap bahwa cahaya matahari di Syene akan tembus ke pusat bumi, dan kelanjutan dari tongkat yang tertancap tegak juga akan menembus inti bumi maka selanjutnya tinggal menghitung besar sudut bayangan tongak yang jatuh ke tanah. Teori heliosentris dari Aristachrus mendapat perlawanan dari Ptolemy dengan Teori Geosentrik. Ptolemy hidup sekitar 150 M yang menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi.

Teori geosentris dipercaya oleh para ahli ketika itu selama hampir 1400 tahun walaupun mempunyai kelemahan, karena Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur.

Akhirnya teori geosentris gugur setelah pada tahun 1543 terjadi revolusi ilmiah secara besarbesaran yaitu konsep Copernicus (14731543) yang membenarkan konsep awal dari Aristarchus dan mengusulkan bahwa model Heliosentris merupakan teori yang paling rasional. Copernicus lahir pada tanggal Februari 1473 di Torun, Polandia. Ia hidup pada peralihan zaman abad pertengahan dan zamanpencerahan (renaissance). Walaupun menjadibiarawan, tetapi ia juga sangat tertarik pada astronomi. Dengan peralatan yang sangat sederhana yang ada waktu itu, Copernicus mempelajari gerakan-gerakan matahari, planet-planet dan bintang-bintang.

Lebih baru Lebih lama