Sejak ribuan tahun yang lalu, para ahli memiliki rasa penasaran yang begitu tinggi, sama seperti kita masyarakat umum tentang bagaimana awal mula penciptaan alam semesta. Rasa penasaran itu mendorong munculnya banyak teori pembentukan dan anggapan tentang alam semesta.
Ketika berbicara tentang alam semesta yang sama sekali tidak dapat diakses oleh manusia, para kosmolog dan astronom sering mengajukan pertanyaan eksistensial untuk menggali segala macam informasi tentang alam semesta itu sendiri. Untuk melihat alam semesta yang luas ini, seseorang harus mengajukan pertanyaan: “Bagaimana alam semesta terbentuk?” Selama ini di dalam sejarah kosmologi, kosmolog dan astronom mengajukan beberapa teori untuk menjelaskan asal usul alam semesta.
Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui asal-usul alam semesta. Para ahli juga telah mengemukakan banyak teori pembentukan alam semesta. Salah satu teori pembentukan alam semesta yang sangat populer
Teori Dentuman Besar atau Big Bang Theory
Dalam menjelaskan proses penciptaan alam semesta kosmologi Modern berpegang kepada teori Big Bang (ledakan besar).
Kosmolog pertama yang merumuskan teori ini adalah George Lemaitre yang berkebangsaan Belgia pada tahun 1927. Lemaitre dalam imajinasinya membayangkan bahwa alam semesta sebelumnya teremas dalam suatu bola yang besarnya kurang lebih 30 kali ukuran matahari, yang dia sebut sebagai a primeval atom (Atom purba). Atom inilah yang meledak pecah berkeping- keping yang kemudian menjadi atom, bintang-bintang dan galaksi-galaksi.
Edwin Hubble, astonom Amerika Serikat, menemukan pemuaian alam semesta pada tahun 1929. Dengan teropong bintang raksasa, ia menyaksikan galaksi-galaksi yang menurut analisis pada spektrum cahaya yang dipancarkannya, menjauhi kita dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh bergerak paling cepat meninggalkan kita.
Seorang fisikawan Rusia bernama Alexander Friedman pada tahun 1922 mengemukakan bahwa struktur alam semesta tidak statis, tetapi dinamis.
Jadi, berdasarkan teori Big Bang, pada mulanya alam semesta merupakan massa yang sangat besar dengan massa jenis yang sangat besar pula. Keberadaan reaksi inti di dalam massa yang sangat besar ini, meledak dan mengembang sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Ledakan dahsyat yang terjadi sekira 13.7 milyar taun yang lalu yang mengakibatkan banyak materi terlempar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini, kemudian membentuk bintang, planet, debu kosmik, asteroid dan meteor. Bintang yang terbentuk dan memilik gravitasi yang paling kuat akan menjadi pusatnya. Sebagaimana halnya matahari menjadi pusat tata surya.
Salah satu bukti yang sangat kuat untuk mendukung Teori Big Bang adalah adanya radiasi latar belakang mikro. Radiasi ini merupakan sisa panas dari awal alam semesta yang masih tersebar di seluruh ruang kosmik. Pada tahun 1965, ilmuwan Arno Penzias dan Robert Wilson secara tidak sengaja menemukan radiasi ini. Radiasi latar belakang mikro ini menjadi bukti yang meyakinkan bahwa alam semesta pada awalnya berada dalam keadaan panas dan padat.
Seiring berjalannya waktu, materi dan energi yang tersebar setelah Big Bang mulai berkumpul dan membentuk struktur kosmik yang lebih besar seperti galaksi, gugus galaksi, dan filamen kosmik. Gravitasi memainkan peran penting dalam proses ini. Pembentukan struktur kosmik ini merupakan hasil dari efek gravitasi dan interaksi materi dalam alam semesta yang terus berkembang.
Para ilmuwan telah melakukan berbagai pengamatan dan eksperimen untuk mengumpulkan bukti yang mendukung Teori Big Bang. Pengamatan pergeseran merah galaksi-galaksi jauh adalah salah satu bukti penting. Selain itu, hasil pengamatan radiasi latar belakang mikro oleh satelit COBE, WMAP, dan Planck juga memberikan dukungan kuat terhadap teori ini.
Meskipun Teori Big Bang diterima secara luas, masih ada pertanyaan-pertanyaan menarik yang menjadi tantangan untuk para ilmuwan. Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang terjadi sebelum Big Bang, apa yang memicu ledakan tersebut, dan apakah ada alam semesta lain di luar kita masih menjadi misteri yang perlu dipecahkan.
Teori Big Bang memiliki implikasi yang sangat luas dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Teori ini telah membantu kita memahami asal-usul dan evolusi alam semesta secara keseluruhan. Konsep-konsep dalam teori ini juga berdampak pada pengembangan kosmologi dan fisika modern. Penelitian lebih lanjut dalam memahami Big Bang dapat membawa kita menuju pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta dan misteri-misterinya.
Teori Big Bang merupakan salah satu tonggak penting dalam pemahaman kita tentang asal-usul alam semesta. Dengan bukti-bukti yang terus berkembang dan eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan, kita semakin mendekati pemahaman yang lebih utuh tentang alam semesta kita. Melalui pemahaman ini, kita dapat memperluas wawasan dan apresiasi terhadap keindahan dan kompleksitas alam semesta yang kita huni.