Tata Surya dan Teori Pembentukan Tata Surya

Pengertian Tata Surya

Pengertian tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Tata surya terdiri dari planet, satelit, planet kerdil, meteoroid, planetoid atau asteroid, komet.
Matahari adalah pusat tata surya yang memengaruhi gerakan semua benda lain melalui gaya gravitasinya dan dengan sendirinya mengandung lebih dari 99 persen massa sistem.
Di luar tata surya, ada lebih banyak planet. Sejauh ini, para ilmuwan telah menemukan ribuan sistem planet yang mengorbit bintang lain di Galaksi Bima Sakti sehingga lebih banyak planet yang ditemukan. 
Sebagian besar dari ratusan miliar bintang di Galaksi Bima Sakti diperkirakan memiliki planet sendiri.

Teori Pembentukan Tata Surya

1. Teori Nebula

Teori Nebula kali pertama dikemukakan oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman yang bernama Immanuel Kant yang hidup antara tahun 1724–1804. Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki berat jenis tinggi yang disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya. Akibat terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka berubahlah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi disebut matahari.

2. Teori Awan Debu

Von Weizsaecker (1945) dan G.P. Kuiper (1950) mengemukakan pendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri dari debu dan gas (hidrogen dan helium). Adanya ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan perputaran yang sangat cepat dan teratur sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung kemudian menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah bentuk menjadi planet-planet. Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.

3. Teori Planetesimal

Moulton dan Chamberlain (1900) mengemukakan pendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti berwujud gas dan bersuhu tinggi. Gabungan dari bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.

4. Teori Pasang-Surut

Astronom Jeans dan Jeffreys (1917) mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya terdiri dari matahari tanpa memiliki anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh adanya pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari. Lama kelamaan mendingin dan membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.

5. Teori Bintang Kembar

Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.

Lebih baru Lebih lama