Geografi Klasik serta Peran Filsuf dalam ilmu Geografi

Selamat datang kawan geograf! Bagaimana kabar kalian? Semoga kabarnya baik selalu ya!

Di dalam tulisan ini, saya akan mencoba membahas tentang sejarah perkembangan geografi, yang dimulai dari fase Geografi Klasik.

Perlu kamu ketahui bahwa geografi itu sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa itu masih dipengaruhi oleh Mitologi. Kemudian secara lambat laun pengaruh Mitologi mulai berkurang seiring dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 Sebelum Masehi (SM), sehingga corak pengetahuan tentang bumi sejak saat itu mulai mempunyai dasar ilmu alam dan ilmu pasti dan proses penyelidikan tentang bumi dilakukan dengan memakai logika.

Pada awalnya ruang di muka bumi ini banyak dikemukakan oleh para pelancong, selain menggambarkan kejadian historis yang dialami oleh mereka, mereka juga menguraikan gejala serta ciri alam dan manusia penghuninya. Para pelancong terutama menguraikan pengalaman mereka ketika menemukan daerah yang berlainan dengan tempat asal mereka.

Ciri-ciri Geografi Klasik

Setiap fase memiliki ciri-cirinya tersendiri, nah untuk Geografi Klasik ciri-cirinya ada dibawah ini. 

Pertama, kedudukan Geografi sebagai Ilmu Pengetahuan, batasan dan lapangan/objeknya masih dipertentangkan oleh para ahli sampai abad ke-19.

Kedua, sampai abad ke-19 corak susunan isi Geografi hanya berupa uraian tentang penemuan daerah baru, adat istiadat penduduknya dan gejala serta sifat alam lainnya.

Ketiga, pengumpulan bahan-bahan tersebut belum diarahkan pada pencarian hubungan antara satu dengan yang lainnya serta mencari penyebab mengapa terjadinya hubungan tersebut serta diuraikan secara Deskriptif.

Keempat, pandangan dan paham Geografi dipengaruhi oleh paham Filsafat dan Sejarah. Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian Sejarah bersifat Geografi.

Kelima, pada masa ini muncul juga tulisan tentang pembuatan peta Bumi atau lukisan fisis daerah tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa Geografi pada masa ini juga bersifat matematis.

Tokoh-tokoh Geografi Klasik

Para filsuf Yunani Kuno banyak menjelaskan tentang bumi dan alam semesta, sehingga ilmu geografi mulai dikenal manusia. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya:

Anaximandros

Anaximandros adalah seorang Yunani yang pada tahun 550 SM membuat peta Bumi. Ia beranggapan bahwa bumi berbentuk Silinder. Perbandingan panjang Silinder dan garis tengahnya, adalah 3:1. Bagian bumi yang dihuni manusia menurutnya adalah sebuah pulau berbentuk bulat yang muncul dari laut. Karena pendapatnya tersebut, maka peta bumi yang dibuatnya mirip sebuah jamur.

Thales

Thales lahir pada tahun 640 SM, ia menganggap bahwa bumi ini berbentuk keping Silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya. Pendapat ini hilang seabad kemudian setelah Parminedes mengemukakan pendapatnya bahwa bumi berbentuk bulat. Kemudian Heraclides (+ 320 SM) berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Pada masa itu juga sudah dikenal adanya beberapa zona iklim, meski pada waktu itu, belum diketahui bahwa kondisi tersebut merupakan akibat dari letak sumbu bumi yang miring.

Herodotus

Herodotus adalah ahli filsafat dan sejarah Yunani. Ia mengemukakan bahwa hubungan perkembangan masyarakat dengan faktor-faktor geografi di wilayah yang bersangkutan sangat erat. Ia menganjurkan dilakukan penulisan hubungan antara keduanya. Pada tahun 450 SM ia membuat peta dunia dan membagi dunia menjadi tiga bagian, yaitu : Eropa, Asia, dan Libya (Afrika). Peta Herodotus tersebut sangat sederhana bila dibandingkan dengan peta yang kita kenal sekarang. Berdasarkan pandangannya, di satu pihak ia dianggap sebagai ahli sejarah, sedangkan di lain pihak ia juga dipandang sebagai ahli Geografi, paham Geografinya bersifat filosofis. Herodotus juga menulis tentang keadaan alam dan bangsa Mesir. Berkenaan dengan bentuk bumi, Herodotus mempunyai pandangan bahwa bentuk bumi adalah bulatan yang tersusun oleh dua lapis bulatan, yaitu: lapis pertama terdiri dari zat padat dengan air dan lapis kedua yang mengelilingi lapis pertama terdiri dari uap pada lapis bulatan pertama karena pengaruh panas matahari. Peta yang dibuat Herodotus merupakan satu bulatan yang mencakup benua-benua yang dikelilingi lautan.

Homerus

Homerus adalah seorang penjelajah berkebangsaan Yunani. Ia banyak menulis tentang keadaan sekitar Laut Tengah sebagai hasil penjelajahannya.

Pitheas

Pitheas berasal dari Massilia (Marseile) ia membuat uraian tentang perjalanan dari pantai Eropa ke Inggris.

Erastothenes dan Dikaiarchos

Eraatothenes
Dikaiarchos

Mereka melakukan pembuatan jaring-jaring derajat di muka bumi. Berdasarkan pancaran sinar matahari yang jatuh ke permukaan bumi, Dikaiarchos melakukan pengukuran dan pembuatan busur jaring derajat antara Lyismachia dan Alexandria. Menurut hasil pengukuran Erastothenes, jarak antara Assuan dan Alexandria adalah 5000 stadia (=910 km) dan keliling bumi adalah 252 000 stadia (= 45.654 km). Selain itu Erastothenes juga dianggap sebagai orang yang pertama meletakkan dasar pengetahuan tentang bumi. Ia membuat karya tulis sebanyak tiga jilid yang diberi judul Geografika. Pada jilid pertama, diuraikan tentang perubahan-perubahan antara daratan dan lautan serta arus laut. Pada jilid ke dua, diuraikan tentang benda-benda langit dengan jaring-jaring derajat astronomi. Pada jilid ke tiga, berisi uraian tentang daerah dan penduduknya. Menurut uraiannya, sebagian besar dari permukaan bumi tidak berpenduduk dan tidak dapat dihuni.

Strabo

Strabo adalah seorang ahli Sejarah dan Geografi Yunani kuno. Strabo mencoba menguraikan besarnya pengaruh lingkungan setempat terhadap pengelompokkan kebudayaan dan pembagian pemerintahan. Ia mengemukakan bahwa pengaruh lingkungan sangat menentukan. Dari pandangannya tersebut, ia termasuk tokoh Geografi berpaham “determinis lingkungan” (environmental determinism). Strabo mengemukakan bahwa Geografi berkenaan dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu dan hubungan antara satu tempat dengan tempat lainnya di muka bumi secara keseluruhan. Ide kesatuan tunggal yang dikemukakan Strabo dijelaskannya sebagai konsep “atribut alamiah suatu tempat” (natural attributes of place), merupakan kerangka relasi suatu tempat dengan tempat lain di permukaan bumi. Konsep ini merupakan salah satu konsep dan prosedur Geografi modern yang selanjutnya menjadi konsep regional. Strabo juga membuat peta yang merupakan perbaikan dan melengkapi peta Herodotus. Pandangan determinis lingkungan yang dikemukakan oleh Strabo telah dikemukakan oleh Julius Caesar (100-44 SM) dalam tulisannya yang berjudul Gallic Wars. Julius Caesar merupakan tokoh pemerintahan dan militer Romawi yang pada tulisannya tersebut mengemukakan bahwa adanya pengaruh faktor Geografi terhadap pemerintahannya dan pengaruh lingkungan alam terhadap kemenangannya. Strabo dalam bukunya yang berjudul Geographica yang terdiri dari 17 jilid dan diterbitkan satu abad sebelum masehi membuat Sintesa antara Geografi, Menurut Strabo, Chorografi, dan topografi. Sintesa chorografi dan topografi pada geografi tidak menjadi masalah, karena dalam studi Geografi kita tidak hanya mempelajari tentang bentuk dan dimensi suatu daerah, tetapi juga tentang lokasi. Korelasi antara lingkungan alam dengan manusia sudah mulai tampak pada buku tersebut.

Claudius Ptolemaeus

Pada tahun 150 M ia menyusun peta dunia yang menggambarkan benua Asia, Afrika dan Eropa. Karya gemilangnya tidak hanya peta namun juga menulis buku tentang pengetahuan bumi dan bangsa-bangsa di dunia yang berjudul GEOGRAFICE HYPHEGESYS dan terdiri dari 8 jilid. Bukunya Ptolemaeus tersebut menguraikan, bahwa geografi merupakan suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menampakkan berbagai penampakan umum yang melekat padanya. Dia juga menerangkan bahwa geografi berbeda dengan Chorografi, karena chorografi membicarakan wilayah atau region tertentu yang penyajiannya dilakukan secara mendalam. Chorografi lebih mengutamakan pada penampakan asli suatu wilayah dan bukan ukurannya, segang geografi mengutamakan hal-hal yang kuantitatif. Pendapat ini merupakan sumber bagi definisi Geografi zaman modern.

Ptolomeus juga merupakan orang pertama yang memperkenalkan penggolongan iklim. Dia membagi permukaan Bumi menjadi 24 zona iklim berdasarkan lamanya hari yang terpanjang yang dialami, dari khatulistiwa sampai kutub. Zona pertama meliputi garis lintang sebanyak 8½0, zona ke 15 meliputi 10 dan zona ke 24 meliputi 1 menit garis lintang. Yang menjadi dasar penghitungan adalah lamanya penyinaran Matahari. Pada penggolongan ini tidak diperhitungkan faktor dan unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Uraian di atas menunjukkan, bahwa Geografi sudah berkembang sejak berabad-abad sebelum masehi. Ilmuwan pada saat itu sudah menyadari dan mengemukakan akan pentingna Geografi bagi kehidupan manusia.



1 Komentar

Lebih baru Lebih lama