GEOGRAFI PERTANIAN

Pengertian Geografi Pertanian

Geografi pertanian adalah studi tentang persamaan dan perbedaan fenomena pertanian di permukaan bumi yang dikaji dengan pendekatan ekologi dan regional dalam konteks keruangan. Fokus kajian Geografi Pertanian adalah mendeskripsikan dan menjelaskan variasi keruangan terkait fenomena pertanian di permukaan bumi. Fokus kajiannya tidak hanya menekankan pada aktivitas pertanian saja melainkan juga pada fenomena pertanian lainnya seperti hubungan antara faktor fisik dengan budaya bertani yang ada di suatu tempat. Selain itu, aspek-aspek terkait lokasi, jarak, luas, pola, tanah, iklim dan ketersediaan air di permukaan bumi untuk kepentingan pertanian juga dapat dipelajari dalam geografi pertanian.

Kajian pertanian dalam Geografi pertanian berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam konteks ruang; lokasi pertanian secara keseluruhan dan aktivitas-aktivitas di dalamnya, yaitu tanaman dan perternakan, pengagihan output dan input yang diperlukan untuk produksi, seperti ladang (tanah), tenaga, pupuk dan pemupukan, benih, pestisida, dan lain-lain.

Jenis Lahan Pertanian

Lahan Pertanian

Lahan pertanian ditinjau dari ekosistemnya dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu lahan pertanian basah dan lahan pertanian kering. Antara kedua kelompok lahan pertanian tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga pengelolaannya harus berbeda pula agar memberikan hasil yang optimal. (Nurmala, 2012) mengemukakan ciri-ciri dari lahan tersebut yaitu:

Lahan Pertanian Basah 

Lahan pertanian basah lazim disebut juga sawah, dengan ciriciri yaitu: 

a) Dari setiap pemetak sawah dibatasi oleh pematang. 

b) Permukaannya selalu datar atau topografinya rata meskipun di daerah bergunung-gunung atau berbukit-bukit. 

c) Bisa diolah atau dikerjakan pada kondisi jenuh air atau berair. 

d) Kesuburannya lebih stabil daripada lahan kering sehingga memungkinkan diolah secara intensif tanpa ada penurunan produktivitas yang drastis. 

e) Secara umum produktivitasnya lebih tinggi daripada lahan kering. 

f) Sawah umumnya mempunyai sumber perairan yang relatif.

Lahan Pertanian Kering 

Secara umum ciri-cirinya yaitu: 

a) Produktivitas tanah umumnya rendah. 

b) Topografi bervariasi dari mulai datar, berbukit dan bergunung. 

c) Tidak dibatasi oleh pematang antar satu petak dengan yang lainnya. 

d) Tingkat erosi umumnya tinggi, terutama jika tidak ada pelestarian yang berupa sengkedan, atau tidak ada tumbuhan. 

e) Tidak dapat diusahakan secara intensif seperti sawah. 

f) Karena ketersediaan air yang sangat terbatas.

Lebih baru Lebih lama