Pengertian Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan, dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa soficopy atau hardcopy peta yang berbentuk vektor dan raster.
Hakikat Pemetaan
Manusia harus mempunyai alat bantu dalam mengadakan pengamatan dan mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia itu sendiri. Beberapa di antara fenomena-fenomena itu sangat kecil sehingga untuk mengerti dan memahami konfigurasinya, maupun hubungan strukturnya kita harus menggunakan alat-alat elektronik yang komplek ataupun alat-alat optik yang dapat memperbesar sehingga fenomena yang sangat kecil sekalipun, akan menjadi terlihat jelas susunan jaringannya maupun hubungan struktur yang ada di dalamnya, misalnya miskroskop dapat mengamati jaringan sel-sel. Benda-benda langit yang tampak sangat kecil karena jauhnya, dapat diamati dengan teropong besar.
Beberapa fenomena yang lain mempunyai keadaan yang berbeda yang sering kontras, yaitu beberapa fenomena geografis pada umumnya adalah sangat luas sehingga kita sangat perlu memperkecilnya agar dapat membawa fenomena yang sangat luas tersebut ke dalam batas pandangan kita yang ternyata sangat terbatas. Sehubungan dengan hal ini tugas kartograti antara lain memikirkan teknik-teknik atau metode yang secara mendasar berhubungan dengan bagaimana cara memperkecil sifat keruangan sebagian atau meliputi seluruh permukaan bumi tersebut dan hal inilah yang merupakan hakikat pemetaan, Teknik pengecilan yang diwujudkan dalam bentuk peta membuat fenomena luas sehingga mudah diobservasi dan dipelajari, tentang sifat keruangan, baik konfigurasi maupun saling hubungan struktur keruangannya. Suatu peta dapat memungkinkan kita memperluas batas normal pandang kita sehingga memungkinkan kita dapat melihat hubungan keruangan yang lebih luas pada suatu daerah. Memahami semua jaringan jalan di suatu kota akan lebih mudah diperoleh melalui peta daripada langsung observasi di lapangan.
Peta Mental dan Peta Kartografis
Secara sederhana, peta dapat disebutkan sebagai sesuatu gambaran yang bersifat geografis suatu lingkungan (map is only geographycall image of the environment). Dengan pengertian ini tercakup berbagai tipe peta, baik yang ditempel di dinding, dipegang di tangan, maupun lebih ekstrim lagi peta yang tersimpan dalam otak kita yang kemudian disebut sebagai peta kognitif atau peta mental, yang sebetulnya tidak ada wujudnya, kecuali digambarkan pada kertas berupa peta skets.
Sesungguhnya peta mental merupakan peta yang terpenting. Karena peta mental yang baik dan lengkap dapat digunakan juga dalam membuat keputusan tentang lingkungan. Namun sayangnya peta mental kita tentang lingkungan di sekitarnya, sering terbatas cakupannya dan sering pula gagal dalam menggambarkan lingkungannya. Selain itu, peta mental tiap orang berbeda-beda tergantung tingkat pengetahuannya. Kalau hal ini terjadi, maka lebih baik kalau kita memercayakan pada gambaran lingkungan yang dibuat oleh pembuat peta, yang menghasilkan peta-peta kartografis (cartographic maps). Atau selanjutnya kita sebut saja dengan suatu peta yang betul-betul ada wujudnya.
Pengertian dan Prinsip Dasar Peta
Proses pemetaan dilakukan mulai sejak dari pengumpulan data, pemrosesan data pembuatan petanya, dan sampai ke reproduksinya. Peta yang dihasilkan betul-betul ada wujudnya atau peta fisik.
Pengertian Peta
Kalau pada peta mental, sifatnya sangat subjektif, namun pada peta kartografi merupakan peta yang betul-betul dihasilkan dari proses pemetaan yang metodologis, sehingga hasilnya diharapkan bersifat obyektif, betul-betul menggambarkan karakteristik fenomena lingkungan dengan sebaik mungkin.
Apakah sebetulnya yang disebut dengan peta itu? Dari segi bahasa, istilah "peta" berakar dari kata mappa. Kata yang kemudian disebut map itu berasal dari bahasa Yunani. Kata mappa, dalam bahasa Yunani berarti taplak meja. Pada masa Yunani kuno, peta kerap digambar di kain yang menyerupai taplak meja. Sementara dalam kajian geografi, pengertian peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sesuai dengan ketampakannya dari atas. Peta dalam konsep utamanya merupakan suatu gambaran konvensional tentang pola-pola penampakan yang ada di permukaan bumi seolah-olah dilihat dari atas dan ditambah dengan nama-nama untuk identifikasinya.
Lebih jelasnya lagi pengertian tentang peta, dikemukakan oleh suatu badan resmi internasional jarak garis kontur terkait dengan pengertian peta, yaitu dari ICA (International Cartographic Association), yang mengartikan peta sebagai berikut.
Adapun merujuk definisi yang dirumuskan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) RI, pengertian peta adalah wahana untuk penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, yang menjadi sumber informasi di perencanaan dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
Peta adalah suatu penyajian atau gambaran, unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan nyata yang dipilih di permukaan bumi atau benda-benda angkasa, atau kenampakan-kenampakan abstrak yang ada di permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan skala.
Kenampakan-kenampakan nyata yang ada di permukaan bumi, misalnya pegunungan, lembah, sungai, hutan, sawah, danau, jalan-jalan, dan jalan kereta api. Sedang kenampakan-kenampakan abstrak yang ada kaitannya dengan permukaan bumi, misalnya antara lain lintang bujur, batas wilayah, iklim, cuaca, garis ekuator, dan garis meridian utama.
Pengertian peta tersebut, tentu saja akan membawa konsekuensi, yaitu
a. Peta mengandung unsur pengecilan permukaan bumi sehingga perlu diketahui proporsi pengecilannya yang disebut sebagai skala peta
b. Peta umumnya digambarkan pada bidang datar, padahal bumi merupakan permukaan yang bulat (bola), sehingga kalau digambarkan pada bidang datar perlu diproyeksikan. Hal ini terkait dengan proyeksi peta.
c. Gambaran kenampakan-kenampakan di permukaan bumi diwujudkan dalam bentuk simbol sehingga diperlukan pemahaman tentang simbolisasi Peta.
Hal lain yang perlu juga diketahui adalah bahwa peta tidak mungkin menggambarkan semua kenampakan yang ada di permukaan bumi, namun perlu diseleksi, kalau perlu ada yang digabung, disederhanakan, dan mungkin diperbesar (exageration) untuk kenampakan kecil namun penting. Semua ini disebut sebagai generalisasi kartografis.
Suatu Globe, juga dapat dianggap sebagai penyajian bumi yang diperkecil, dan ini juga dianggap sebagai peta, tetapi pengecualian tidak dalam bentuk penyajian pada bidang datar.
Fungsi Peta
Bagi ilmu pengetahuan yang memerlukan studi detil tentang lingkungan atau fenomena geografis, baik lingkungan fisikal maupun lingkungan sosial, memerlukan studi keruangan. Hal ini sangat memerlukan peta. Ilmu-ilmu yang terkait dengan studi keruangan ini, antara lain Geografi, yang menganggap peta merupakan alat bantu utama, Sejarawan, Ekonom terutama ekonomi pembangunan, Ahli Lingkungan, Ahli Geologi, Ahli Tanah, dan ahli-ahli yang berkecimpung dalam ilmu dasar kerekayasaan (enginering).
Fungsi dasar peta, adalah sebagai berikut.
a. Sebagai alat (tool) untuk bekerja, misalnya di kalangan navigasi, terutama navigasi laut, dalam menentukan arah perjalanan, diukur pada peta.
b. Sebagai dokumen ilmiah karena peta dianggap sebagai alat menyimpan informasi keruangan, misalnya peta kadastral, peta hak milik, dan peta batas negara.
c. Sebagai suatu referensi dan sumber informasi untuk sesuatu kepentingan, misalnya informasi tentang geologi, tentang jenis tanah, tentang persebaran penduduk, dan penggunaan lahan.
Komponen Dasar Peta
Komponen peta menjadi bagian kelengkapan peta yang setidaknya memiliki 12 unsur, mulai dari judul peta, garis tepi, simbol, hingga legenda, merujuk buku Modul Geografi (2020) yang diterbitkan Kemdikbud, berikut ini sejumlah komponen peta dan penjelasannya.
1. Judul Peta
Judul peta umumnya memuat informasi yang ada dalam sebuah peta. Peran judul peta sangat penting sebab ia hal pertama yang dilihat oleh pembaca. Maka itu, judul peta perlu menggambarkan isi dan jenis peta. Judul itu biasanya ditulis menggunakan huruf kapital.
2. Garis tepi atau border
Garis tepi dalam peta merupakan garis yang terletak di bagian tepi peta. Ujung dari setiap garis itu bertemu dengan ujung garis yang lain. Manfaat garis tepi dalam peta ialah untuk membantu gambar peta terlihat lebih rapi.
3. Koordinat
Garis astronomi (koordinat) dalam peta biasanya terdapat di tepi peta yang berbentuk angka – angka koordinat dalam satuan derajat, menit, dan detik. Garis astronomi berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat di peta.
4. Legenda
Legenda merupakan keterangan dari simbol-simbol yang menjadi kunci untuk memahami peta. Keberadaan legenda penting sebab peta umumnya memuat beberapa simbol yang menunjukkan karakteristik sebuah wilayah.
5. Simbol
Simbol dalam peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan permukaan bumi di suatu wilayah yang termuat dalam peta. Selama ini ada 3 jenis simbol yang dikenal dalam peta yaitu simbol titik, simbol garis dan simbol area.
6. Inset
Dalam peta, komponen inset menunjukan kedudukan daerah yang dipetakan terhadap daerah sekitarnya. Komponen inset memiliki fungsi menjelaskan gambaran wilayah di peta utama dan perbedaannya dengan wilayah lain di sekelilingnya. Misalnya, ketika membuat gambar Pulau Jawa sebagai peta utama, perlu peta Indonesia sebagai insetnya agar posisi Pulau Sumatera dan pulau lainnya bisa terlihat.
7. Skala
Skala adalah perbandingan (rasio) antara jarak 2 titik di peta dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi atau lapangan, yang dihitung dengan satuan yang sama. Selama ini, ada 3 jenis skala dalam peta yaitu skala angka, skala batang dan skala verbal.
8. Orientasi atau mata angin
Orientasi dalam peta adalah petunjuk arah yang menunjukkan posisi dan arah suatu titik/wilayah. Biasanya, orientasi dalam peta berbentuk tanda panah menunjuk ke arah utara.
9. Sumber
Dalam peta, sumber peta menunjukkan asal informasi yang digunakan dalam pembuatan peta. Ia bisa memperjelas rujukan sumber yang dipakai oleh pembuat peta.
10. Tahun pembuatan
Tahun pembuatan peta dapat membantu pembaca menganalisis berbagai kecenderungan perubahan dari waktu ke waktu yang tejadi di suatu wilayah. Info tahun itu pun dapat memberikan informasi terkait keakuratan data yang digunakan per tahun pembuatan.
11. Lettering
Dalam peta, lettering merupakan semua tulisan bermakna yang terdapat di peta. Bentuk hurufnya meliputi huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak dan miring.
Sejumlah fungsi Penggunaan huruf dalam peta adalah sebagai berikut:
Huruf Kapital tegak untuk nama Benua, Provinsi.
Huruf kapital miring untuk nama samudera atau lautan
Huruf kapital-kecil tegak untuk nama Kota/Kabupaten dan nama wilayah.
Huruf kapital-kecil miring untuk nama sungai, danau dan/atau rawa.
12. Warna peta
Warna peta dimanfaatkan untuk menonjolkan perbedaan objek yang tergambar dalam peta. Sejumlah penggunaan warna berbeda dan maksudnya dalam peta ialah:
Warna cokelat menggambarkan ketampakan relief permukaan bumi
Warna biru menggambarkan ketampakan wilayah perairan (laut, sungai, danau dan rawa)
Warna hijau menggambarkan ketampakan vegetasi (hutan, perkebunan)
Warna merah dan hitam menggambarkan ketampakan hasil budaya manusia (misalnya: jalan kota, pemukiman, batas wilayah, pelabuhan)
Warna putih menggambarkan ketampakan permukaan bumi.