Pengertian Kartografi dan Prosedur Kartografi

Pengertian Kartografi

Kartografi berasal dari bahasa Yunani karto atau carto yang berarti permukaan dan graft yang berarti gambaran atau bentuk, sehingga kartografi merupakan gambaran permukaan bumi. Pengertian lain dari kartografi ialah ilmu tentang pembuatan peta. Istilah kartografi pun telah berubah secara mendasar sejak abad 18. Kartografi pada mulanya hanya didefinisikan sebagai ilmu pembuatan peta, namun saat ini batasan pengertian kartografi mencakup penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta. Menurut Prihandito & Aryono (1989) bahwa kartografi adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari pengumpulan data lapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, Analisa peta, serta interpretasi peta.

Saat ini, kartografi secara eksplisit dipahami sebagai suatu ilmu dan teknologi untuk memperkecil fenomena-fenomena di permukaan bumi atau benda-benda langit ke dalam suatu bentuk yang mudah diobservasi. Pada dasarnya kartografi merupakan kebalikan dari mikrografi, yang dengan menggunakan mikroskop sebagai alatnya, memperbesar benda-benda kecil, seperti bakteri atau virus. Produk utama dari kartografi adalah peta yang akan memudahkan orang untuk memperluas sudut pandang normalnya, dan memungkinkan orang untuk melihat keterkaitan keruangan (spatial relationship) antara satu daerah dengan daerah yang lain. Kartografi juga merupakan suatu sistem komunikasi, dan dapat dianalogikan dengan bahasa lisan, sebagai suatu sistem komunikasi pula.

Komunikasi kartografi (peta) 

Sumber: dunia nyata 

Encoder: simbolisasi peta

Saluran: peta sendiri

Decoder: kemampuan pembaca untuk mengartikan simbol

Penerima: pengguna peta

Noise: kekeliruan simbolisasi, penerangan yang jelek, cetakan peta yang jelek dll

Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisa data dari lapangan yang berupa unsur-unsur permukaan bumi dan menyajikan unsur-unsur tersebut secara grafis dengan skala tertentu sehingga unsur-unsur tersebut dapat jelas, dan mudah dimengerti dan dipahami. 

Prosedur Kartografi

Ruang lingkup kartografi meliputi prosedur sebagai berikut (Suryono & Nursa'ban, 2010)

Pengambilan data

Kegiatan awal pada kartografi adalah dengan melakukan pengambilan data atau pengukuran dan ataupun survey. Pengukuran adalah pengambilan data-data yang diperlukan pada areal yang telah ditentukan dan kemudian diolah dengan berbagai metode sehingga menjadi bahan informasi yang berharga tentang areal yang telah diukur. Kegiatan survey akan memperoleh data dan informasi yang menentukan proses pemetaan selanjutnya. Sehingga kegiatan survey harus menentukan rencana yang tersusun berdasarkan data dan informasi yang teliti, objektif, refresentatif.

Pengolahan data

Pengolahan data meruapakan tahapan dari sebuah proses kartografi yang harus dikerjakan dengan baik dan penuh ketelitian. Pengolahan data diawali dengan klasifikasi data, maksud dan tujuan klasifikasi data adalah agar data yang terkumpul berdasarkan seleksi menjadi tersusun dalam bentuk tabel menurut aturan-aturan statistik, sehingga dalam pengolahan data nanti menjadi lebih mudah dan cepat melakukannya serta dapat memperkecil kemungkinan kesalahan yang disebabkan oleh tidak teraturnya data. Data tersebut diolah dengan persamaan yang telah ditentukan dan menggunakan teknologi yang baik. Penggunaan teknologi yang baik akan memberikan hasil olahan data yang baik pula, dan jauh lebih efisien.

Simbolisasi

Simbolisasi terdiri dari dua yaitu bentuk atau kenampakan geografis dan wujud. 

Adapun berdasarkan bentuk atau kenampakan geografis yang diwakili oleh:

Simbol titik

Kenampakan-kenampakan geografis yang tidak memiliki dimensi (0 D) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan, mercusuar, lokasi tambang, dan berbagai hal yang lain, dinyatakan dengan simbol titik.

Simbol garis

Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi satu (1D) seperti jalan, sungai, jalan KA, jalur penerbangan, arah angin, dan beberapa hal yang lain dinyatakan dengan symbol garis.

Simbol area

Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi dua (2D) seperti area HPH, perkebunan, wilayah administrasi, dan berbagai hal yang lain dinyatakan dengan simbol area.

Jenis simbol merupakan salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk membedakan diantara simbol-simbol. Kriteria yang lain yang dapat digunakan adalah warna (merah, biru, hijau dan lain sebagainya) atau kecerahan dan kehitaman serta lain-lainnya. 

Simbolisasi berdasarkan wujud

Adapun simbolisasi berdasarkan wujudnya diwakili oleh:

Simbol piktorial

Simbol piktorial yaitu suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang diwakili. Simbol piktorial atau gambar sering disebut sebagai simbol yang sama dengan keadaan sesungguhnya atau yang sudah disederhanakan. Simbol piktorial menjadi sangat populer pada saat ini, seperti bangunan gedung, stasiun kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan udara dan lain-lainnya, yang tanpa penjelasan sudah dapat dimengerti dan mudah dikenali, sehingga tidak dperlukan legenda. Hal ini merupakan kekuatan utama dari simbol piktorial bila diterapkan di peta.

Simbol geometrik

Simbol geometrik merupakan simbol yang dalam wujudnya tidak ada kemiripan dengan unsur yang digambarkan. Pada simbol geometrik mudah penggambarannya, mudah penempatan pada posisi yang sebenarnya dari unsur ataupun obyek yang diwakilinya. Simbol geometrik tidak menutupi detail penting lainnya.

Simbol Huruf

Simbol Huruf merupakan simbol yang dalam wujudnya berbentuk huruf atau angka, biasanya diambil dari huruf pertama dan atau kedua dari nama unsur yang digambarkan. Simbol huruf biasanya didapatkan pada peta topografis, tetapi juga pada peta tematik. Simbol huruf maupun angka biasa digunakan di dalam peta sumberdaya alam, misalnya peta tanah, peta geologi, peta penggunaan tanah dan lain sebagainya. Simbol huruf dan angka mungkin banyak membantu dalam membaca peta.

Penggambaran

Penggambaran peta merupakan suatu proses tahapan kartografi dalam menyajikan informasi hasil pengukuran lapangan mengenai keadaan permukaan bumi pada bahan kertas atau media digital menurut kaidah kartografis. Prosesnya dimulai dari mengolah kedalam bentuk symbol/tanda, mendesain atau merancang peta, melaksanakan penggambaran sampai penggandaannya. Hasil pengolahan data yang sudah diklasifikasi kemudian diplotkan atau dikartir di atas media gambar (kertas gambar) sehingga apabila semua data yang diperlukan sudah diplotkan kedalam kertas gambar dan dilakukan deliniasi/pembuatan garis yang menghubungkan data ukur ataupun data tematik sehingga akan tergambar peta manuskrip (Indradi & Subroto, 2014).

Analisa Peta

Analisa peta merupakan suatu kegiatan membaca objek-objek detail-detail termasuk informasi yang ada dalam satuan peta. Contohnya Analisa peta yaitu (Suryono & Nursa ban, 2010):

• Menghitung Jumlah Sungai

• Mengukur Panjang dan lebar sungai

• Mengukur jarak antar tempat

• Mengukur luas wilayah

• Menentukan letak astronomi suatu titik atau wilayah

Interpretasi Peta

Interpretasi merupakan suatu kegiatan menentukan atau membaca fenomena-fenomena yang ada berdasarkan aspek-aspek yang tercakup dalam suatu peta. Contohnya interpretasi peta yaitu (Suryono & Nursa'ban, 2010)

•Menentukan arah aliran

• Memperkirakan kesuburan tanah

• Perkembangan lahan (komparasi beberapa peta dengan tahun pembuatan yang berbeda)

• Menentukan lokasi tempat-tempat pelayanan umum (rumah sakit, terminal, sekolah, Kawasan industri, dan berbagai fasilitas yang lain.

• Memperkirakan kondisi suatu lingkungan seperti perkiraan sedimentasi pada beberapa aliran sungai, danau, hingga waduk.

Reproduksi

Reproduksi merupakan kegiatan penggambaran halus yang meliputi desain dari isi peta dan lay out peta dan pemilihan warna (Indradi & Subroto, 2014).

• Desain dari isi peta, pada tahap ini semua informasi/data yang telah diklasifikasi menurut jenisnya kemudian dimasukkan dalam peta dasar. Pada tahap ini akan kelihatan jelas bahwa apakah informasi/data yang diperoleh sudah lengkap atau benar.

• Lay out dari peta , semua informasi yang diletakkan pada peta harus diatur secara tepat di atas lembar peta sehingga dapat mudah dibaca dan kelihatan harmonis. Lay out peta berarti menyusun penempatan dari pada unsur-unsur peta seperti: judul, skala, legenda, sumber data, nomor lembar, macam-macam proyeksi, pembuat dan lain-lainnya.

• Pemilihan model warna, merupakan langkah terakhir dari edisi peta. Pemberian model warna ini adalah merupakan chek terakhir bagi edisi peta dan akan menjadi hal yang penting bagi pembuat peta. Banyak kesalahan-keslahan dalam penggambaran dapat dihindarkan jika suatu pembuatan model warna yang teliti dapat dilakukan. Pembuatan model-model warna seharusnya diikuti oleh pembuatan model-model nama dan daftar-daftar nama yang akan dimasukkan ke dalam petanya.

Lebih baru Lebih lama